Berikut adalah beberapa kisah kami yang menyentuh hati:

Kisah Soalihin: Soalihin adalah seorang anak laki-laki berusia 9 tahun, yang mengalami imobilisasi total pada tubuhnya. Kami membawanya ke rumah sakit kota Dompu, di mana dokter mendiagnosa patah tulang belakang C5 dan C6. Rumah Sakit Dompu kekurangan peralatan dan spesialis yang memadai untuk kasus seperti Soalihin, jadi kami membawanya dengan ambulans ke pulau Lombok. Begitu sampai di rumah sakit terbaik di pulau Lombok, para dokter membuat diagnosis yang sama dan mengusulkan operasi untuk mereposisi tulang belakang C5 dan C6. Karena operasi yang sangat rumit, kami memutuskan untuk membawanya ke rumah sakit terbaik di negeri ini, di ibukota Jakarta. Kami memindahkan Soalihin dengan evakuasi udara bersama tim medis. Sesampainya di RSCM Jakarta, dokter mendiagnosa bahwa imobilisasi tersebut disebabkan oleh infeksi bakteri tetanus. Setelah beberapa minggu dirawat di rumah sakit dan mendapat perawatan medis, Soalihin sembuh, dan kini ia kembali ke pulau Sumbawa bermain lagi bersama teman-temannya.

Berikut adalah beberapa kisah kami yang menyentuh hati:

Kisah Carlos: Carlos, presiden pendiri dan direktur Harapan Project, adalah seorang pengacara di Spanyol. Pada tahun 2005 dia melakukan perjalanan liburan ke Indonesia yang mengubah hidupnya secara total. Setelah melihat kemiskinan ekstrim yang dia lihat di pulau Sumbawa, dia memutuskan untuk meninggalkan kehidupan nyamannya di Spanyol untuk membantu anak-anak dan penduduk lokal pulau Sumbawa.

Keajaiban Deby: Pada tahun 2013, di sebuah desa yang sangat terpencil di pulau Sumbawa, ada seorang gadis berusia 5 tahun yang menderita tumor besar di kakinya, dan dia hampir tidak meninggalkan kabin tempat dia tinggal bersama orang tuanya. untuk bermain dengan anak lain. Kami pergi menemuinya dan meyakinkan orang tuanya untuk membawanya ke pulau Bali untuk mencari dokter yang bisa menyembuhkannya. Kami menghabiskan waktu 4 bulan mengunjungi puluhan rumah sakit dimana kami selalu menerima diagnosis yang sama, tidak ada pilihan lain selain mengamputasi kaki. Kami terus mencari, tanpa putus asa, sampai akhirnya kami menemukan dokter yang berhasil mengoperasinya dan berhasil menyelamatkan kakinya. Sekarang Deby berusia 15 tahun, dalam kesehatan yang sempurna dan gadis yang cemerlang di sekolah. Deby telah mengajarkan kita semua pelajaran besar dalam hidup, Anda tidak boleh kehilangan harapan atau tersenyum dan Anda harus selalu berjuang untuk mewujudkan impian Anda.

Kisah Titi: Saat Titi berusia 10 tahun, ia menderita infeksi yang sangat parah di kakinya. Dia tidak bisa berjalan atau melakukan aktivitas apa pun. Dokter mendiagnosis Tuberkulosis di tulangnya dan osteomielitis. Dokter ingin mengamputasi kakinya. Kami membawanya ke pulau Bali ke salah satu rumah sakit terbaik di Indonesia, di mana mereka menyembuhkannya dan bisa berjalan dan berlari lagi. Saat ini Titi berusia 21 tahun, dan sedang kuliah Farmasi di Universitas Mataram.

Kisah Soalihin: Soalihin adalah seorang anak laki-laki berusia 9 tahun, yang mengalami imobilisasi total pada tubuhnya. Kami membawanya ke rumah sakit kota Dompu, di mana dokter mendiagnosa patah tulang belakang C5 dan C6. Rumah Sakit Dompu kekurangan peralatan dan spesialis yang memadai untuk kasus seperti Soalihin, jadi kami membawanya dengan ambulans ke pulau Lombok. Begitu sampai di rumah sakit terbaik di pulau Lombok, para dokter membuat diagnosis yang sama dan mengusulkan operasi untuk mereposisi tulang belakang C5 dan C6. Karena operasi yang sangat rumit, kami memutuskan untuk membawanya ke rumah sakit terbaik di negeri ini, di ibukota Jakarta. Kami memindahkan Soalihin dengan evakuasi udara bersama tim medis. Sesampainya di RSCM Jakarta, dokter mendiagnosa bahwa imobilisasi tersebut disebabkan oleh infeksi bakteri tetanus. Setelah beberapa minggu dirawat di rumah sakit dan mendapat perawatan medis, Soalihin sembuh, dan kini ia kembali ke pulau Sumbawa bermain lagi bersama teman-temannya.

Kisah Riskan: Riskan adalah anak laki-laki berusia 9 tahun. Riskan adalah salah satu anak yang kami ajar di sekolah. Dia bangun sangat pagi untuk membantu ayahnya di lapangan. Dia memiliki 5 saudara kandung dan ibunya meninggal beberapa tahun yang lalu. Impian Riskan adalah bermain sepak bola di tim Eropa, dan mencetak gol di Champions League.

Kisah keluarga Aris: Aris adalah seorang anak laki-laki berusia 7 tahun. Suatu hari, ibunya pergi ke kota untuk membeli bibit tanaman jagung. Empat pencuri mencoba mencurinya. Dia diikat ke pohon, disiram bensin dan dibakar hidup-hidup. Dia meninggal dikalsinasi. Melihat trauma yang dialami keluarganya, dan kondisi rumah yang memprihatinkan tempat tinggal keluarganya, kami memutuskan untuk membangun rumah baru untuknya. Kini Aris dan keluarganya telah memiliki rumah layak huni.